Prevalensi Mikrofilaria pada Nyamuk Culex dan Manusia di Desa Dukuhturi, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes
Abstrak
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Amelia, R. 2014. Analisis Faktor Risiko Kejadian Penyakit Filariasis.Unnes Journal of Public Health. 3 (1) : 1 – 12.
Ba, Yamar., D. Diallo., C. M. F. Kebe. I. Dia., and M. Diallo. 2005. Aspects of bioecology of two rift valley fever virus vectors in Senegal (West Africa) :Aedes vexans and Culex poicilipes (Diptera: Culicidae). Jurnal of Medical Entomology. 42 (5) : 739.
Behrman., Kliegman., dan Arvin N. 1996. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Brooker, Christine. 1997. Kamus Saku Keperawatan E/31. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Chadijah, S., N. N. Veridiana., Risti., dan Jastal. 2014. Gambaran Penularan Filariasis Di Provinsi Sulawesi Barat.Buletin Penelitian Kesehatan. 42 (2) : 101-107.
Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Daryanto. 2016. Kecamatan Bumiayu dalam Angka 2016. Brebes: Badan Pusat Statistik Kabupaten Brebes.
Dharmawan, R. 1993. Metoda Identifikasi Spesies Kembar Nyamuk Anopheles. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Dinkes Provinsi Jawa Tengah. 2014. Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jateng.
Ferlianti, R., T. Supali., H. Wibowo. 2012. Optimalisasi Real Time PCR untuk Diagnosis Filariasis Bancroti pada Sediaan Hapus Darah Tebal. Jurnal Kedokteran Yarsi. 20 (1) : 14 – 22.
Garjito, T. A., Jastal., Rosmini., H. Anastasia., Y. Srikandi., dan Y. Labatjo. 2013. Filariasis dan Beberapa Faktor yang Berhubngan dengan Penularan Di Desa Pangku-Tolole, Kecamatan Ampibabo, Kabupaten Prigi-Mountong, Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Vektora. 5 (2) : 54 – 65.
Ikhsan, M..2014. Keragaman Jenis dan Fluktuasi Kepadatan Nyamuk pada Peternakan Sapi Unit Reproduksi dan Rehabilitasi Institut Pertanian Bogor. Sripsi (Tidak dipublikasikan). Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor.
Indriyati, L., L. Waris., A. Rahman., dan Juhairiyah. 2013. Epidemiologi Filariasis di Kabupaten Nunukan. Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang. 4 (4) : 155 – 161.
Islamiyah, M., A. S. Leksono., dan Z. P. Gama. 2013. Distribusi dan Komposisi Nyamuk di Wilayah Mojokerto. Jurnal Biotropika. 1 (2) :80 – 85.
Lobo, L. T., S. Chadijah., dan Y. N. Tasidjawa. 2014. Gambaran Kadar Hemoglobin Pada Penderita Filariasisn di Desa Polewali, Kecamatan Bambalamotu, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat. Jurnal Vektor Penyakit. 8 (2) : 61 – 66.
Marzuki.2005. Studi Populasi dan Kapasitas Vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) di Daerah Dengan Endemisitas Berbeda. Tesis (Tidak dipublikasikan). Magister Ilmu Kesehatan Universitas Diponegoro, Semarang.
Mbida, A. M., J. Etang., P. A. Ntonga., A. Talipouo., P. A. Ambene., F. O. Agbo., C. Eboumbou., M. Akogbéto., R. Osse., G. Lehman., W. Ekoko., J. Binyang., D. Tagne., R. Tchoffo., A. Dongmo., and R. Mimpfoundi. 2016. Preliminary investigation on aggressive culicidae fauna and malaria transmission in two wetlands of the Wouri river estuary, Littoral-Cameroon. Journal of Entomology and Zoology Studies. 4 (6) : 105 – 110.
Natadisastra, D., dan R. Agoes. 2009. Parasitologi Kedokteran : Ditinjau dari Organ Tubuh Yang Diserang. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Ndoen, E., C. Wild., P. Dale., N. Sipe., dan M. Dale. 2012. Mosquito Longevity, Vektor Capacity, and Malaria Incidence in West Timor and Central Java Indonesia. International Scholarly Research Network.ISRN Public Health.[Online] http://downloads.hindawi.com/journals/isrn.public.health [Acsessed 22 March 2016].
Plichart, C., Y. Sechan, N. Davies., and A. Legrand. 2006. PCR and dissection as tools to monitor filarial infection of Aedespolynesiensis mosquitos in French Polynesia.Filarial Journal. 5 (2) : 1 – 9.
Safitri, A., H. Risqhi., dan M. R. Ridha. 2012. Identifikasi Vektor dan Vektor Potensial Filariasis di Kecamatan Tanta, Kabupaten Tabalong. Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang. 4 (2) : 73 – 79.
Santoso dan N. H. Suryaningtyas.2015. Spesies Mikrofilaria pada Penderita Kronis Filariasis Secara Mikroskopis dan Polymerase Chain Reaction (PCR) di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.Media Litbangkes. 25 (4) : 249-256.
Sekaran, U. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Susanto, I., I. S. Ismid., P. K. Sjarifuddin., dan S. Sungkar. 2008. Parasitologi Kedokteran Edisi Keempat. Jakarta: Balai Penerbil FKUI.
Uttah, E. C., G. N. Wokem., and C. Okonofua. 2013. The abundance and biting patterns of Culex quinquefasciatus say (Culicidae) in the Coastal region of Nigeria. Hindawi Publishing Corporation. ISRN Zoology :1-7.
Valiant, M., S. Soeng., dan S. Tjahjani. 2010. Efek Infusa Daun Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Larva Nyamuk Culex sp. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 9 (2) :156 – 161.
Wahyono, T. Y. M., Purwantyastuti., dan T. Supali. 2010. Filariasis di Indonesia. Jakarta: Buletin Jendela Epidemiologi vol 1.
World Healt Organization.1975. Manual On Practical Entomology In Malaria. Geneva: WHO Offset Publication.
World Healt Organization. 2000. Preparing and implementing a national plan to eliminate lymphatic filariasis. Geneva: WHO Offset Publicatio.
Article Reads
Total: 2999 Abstrak: 1304 PDF: 1695Article Metrics
Metrics powered by PLOS ALM
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Laman ini dikelola oleh:
Bio Publisher
The Faculty of Biology Publishing
Laman ini dikelola oleh:
Penerbitan Fakultas Biologi
Universitas Jenderal Soedirman
Jalan dr. Suparno 63 Grendeng
Purwokerto 53122
Telepon: +62-281-625865
Email: biologi@unsoed.ac.id
Laman ini menggunakan:
OJS | Open Journal System
Software pengelolaan jurnal ilmiah online. Versi yang digunakan adalah 2.4.8.0.
Metadata artikel terdaftar di:
Crossref
Agen resmi internasional pendaftaran Digital Object Identifier (DOI)
Artikel jurnal ini terindeks: